Senin, 29 Desember 2014

"Potong Tangan Sendiri Untuk Bertahan Hidup"



I.FENOMENA
           
       

Apa yang akan terjadi jika anda mengamputasi tangan sendiri demi bertahan hidup? itulah yang dilakukan Aron Ralston, seorang pegawai toko Ute Mountaineer, yang menjual alat-alat mendaki gunung.
Aron yang maniak mendaki seorang diri, sebelumnya sudah mencapai 55 puncak pegunungan Colorado dengan ketinggian 14ribu kaki, dan 45 di antaranya ia daki seorang diri.
Bagi Aron mendaki sendirian adalah tantangan yang memacu adrenalinnya. Itu sebabnya ia pun tidak memberi tahu siapa pun, termasuk ibunya ke mana ia pergi.
Tetapi pada akhirnya berujung musibah. Ketika Aron berpetualang ke Canyonlands National Park dengan truk, dilanjutkan naik sepeda, lalu berjalan kaki, hingga canyoneering atau merayap di celah-celah sempit dua tebing batu, ia kena batunya. Aron terjatuh ke dalam celah sempit bersama sebongkah batu 360kg yang langsung menjepit tangan kanannya di dinding tebing.
Didasari oleh jiwa berpetualang, dalam kondisi begini pun Aron masih bisa berpikir jernih dan memikirkan 4 rencana untuk bertahan: 1. Berteriak minta tolong dan berharap ada yang mendengar (kemungkinannya kecil sekali) 2. Mengungkit batu agar bisa mengangkat tangannya 3. Mengikat batu dengan tali yamg dikaitkan di atas tebing untuk menariknya 4. Memotong tangannya.
Semua cara (kecuali nomor 4) sudah diupayakannya. Namun hasilnya nihil. Siang-malam hingga hari kelima Aron masih hidup walau lemah. Ia pun terpaksa meminum air seninya sendiri untuk bertahan hidup. Dan Aron membuat dokumentasi dengan video cameranya, berpamitan pada orangtuanya, kalau itulah waktu kematiannya.

Hingga di hari keenam, Aron tak punya pilihan lain, ia memutuskan mengamputasi tangan kanannya. Dengan  menggunakan alat multi tool yang ternyata tak tajam, Aron berusaha memotong tangannya di bawah siku. tetapi gagal!
Karena terbentur tulang lengannya, pisau tumpul itu tak mampu memotong. Dengan sangat berani, Aron mematahkan dua tulang lengan kanannya, dengan menekannya ke batu. Begitu patah, selama 1 jam ia memotong tangannya itu hingga putus.
Kemudian ia merawat lengannya dengan peralatan P3K seadanya, membungkus dengan baju dan masih harus mendaki untuk keluar celah sempit. Ia berteriak minta tolong dan ada sekeluarga yang mendaki juga mendengar teriakannya. Seketika mereka menolong Aron dan mengubungi helikopter untuk memberikan pertolongan. Sempoyongan Aron berjalan bersama sekeluarga petualang dari Belanda itu. Aron memutuskan terus berjalan, walaupun sempoyongan, sampai sebuah helikopter menjemputnya.
Dengan kisahnya itu dapat disimpulkan bahwa ia bisa bertahan hidup selama 127 jam dengan terjebak di dalam celah sempit dan terjepit batu sebesar 360kg sampai ia akhirnya bisa selamat dari musibah yang menimpanya tersebut, dan tanpa ada asupan makanan dan minuman.
Kini bahkan dengan satu lenganpun Aron masih menjadi pendaki yang handal dan pantang menyerah. Tapi Aron mendapatkan sebuah pelajaran mahal, bahwa ia harus memberitahukan orang-orang ke mana ia pergi.
Kisah Aron menjadi pelajaran yang sangat berharga khususnya bagi para pendaki gunung. Lalu kisahnya ini diangkat menjadi sebuah film yang berjudul 127 Hours. Dengan menceritakan seorang petualang yang suka pergi sendiri berpetualang baik itu hiking, mendaki, dan sebagainya seketika dia pun terjatuh diantara sela – sela kanyon lalu tangannya terjepit batu dan bagaimana perjuangan selama 127 jam untuk melepaskan diri terjepit diantara celah sempit batuan canyon.
Akhir dari film tersebut. Ternyata dia pantang menyerah dan masih meneruskan petualangannya meski tangan kanannya digantikan dengan hook seperti bajak laut.

II.TEORI

Marvin Zuckerman dalam teori psikologi positifnya menjelaskan tentang Sensation Seeking yang dijelaskan sebagai keinginan untuk bervariasi/ beragam, sensasi dan pengalaman dalam mengambil resiko secara fisik,sosial,dan secara financial demi sebuah pengalaman.
Terdapat 4 komponen didalam sensation seeking
-Thrill and adventure seeking  keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi seperti bungee jumping, parachuting dan scuba diving.
-           Experience seeking  mencari pengalaman baru melalui perjalanan, lagu, seni.
-           Disinhibition
-           Boredom susceptibility.

Pada sensastion seekers (orang-orang yang mempunyai sensation seeking) , Zuckerman menjelaskan bahwa orang tersebut cenderung dipengaruhi oleh usia karena orang yang mempunya sensation seeking yang tinggi adalah orang yang memilih pengalaman yang sangat beresiko dan berpetualangan dan itu ditujukan pada orang yang meiliki usia yang relatif muda.

Lalu pada behavioral differences menunjukkan bahwa beberapa orang yang mempunyai sensation seeking yang tinggi akan lebih menikmati aktivitas yang memacu adrenaline seperti mountain climbing, scuba diving, parasailing dsb. Sementara orang yang mempunyai sensation seeking yang rendah akan lebih menghindari aktivitas seperti itu.
III.PEMBAHASAN
Berdasarkan teori Marvin Zuckerman, Aron Ralston mempunyai tingkat sensation seeking yang sangat tinggi. Aron sangat berani dalam mengambil resiko yang sangat membahayakan baik itu secara fisik ataupun mental demi sebuah pengalaman seperti pada tepatnya definisi dari sensation seeking itu sendiri.
Dengan berpetualangan sendirian tanpa member tahu siapapun ia nekat untuk berpetualang ke Canyonlands National Park, dengan berjalan kaki dan dilanjutkan dengan menaiki sepeda sampai pada akhirnya ia merayap di celah-celah sempit pada dua tebing batu dan seketika ia terjatuh masuk kedalamnya bersama bongkahan batu seberat 360kg yang langsung menjepit tangan kanannya di dinding tebing. Ini sangat berkaitan dengan bagian dari sensation seeking yaitu   Thrill and adventure seeking  yang mempunyai arti keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi. Bahaya yang Aron alami sangat terlihat jelas ketika ia merayap pada batu tersebut. Kecepatan juga sangat di lihat ketika ia jatuh terperosok ke dalam celah batu tersebut. Seperti yang dijelaskan Aron dengan tingkat sensation seeking yang tinggi juga dapat dilihat bahwa pemilihan pengalaman yang  ia jalani sangat memacu adrenaline dan dalam keaadaan yang sangat bahayapun ketika ia sudah memtong tangannya karena terjepit oleh batu, dan kondisi pangan yang sangat minim ketika ia harus meminum air seninya sendiri ia tetap bisa berfikir jernih dan menikmati segala yang telah terjadi kepadanya.
Jadi sangat jelas bahwa seseorang yang mempunyai sensation seeking yang tinggi sangat ingin mengambil resiko baik secara fisik, mental ataupun financial demi sebuah pengalaman. Mereka sangat menikmati aktivitas yang memacu adrenaline dengan menjalani pengalaman yang sangat melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi. Dan pada seseorang yang mempunyai sensation seeking yang tinggi, ketika dihadapkan pada suatu kesulitan yang sangat mengancam kehidupannya, ia tetap bisa bersikap tenang dan berfikir jernih serta menikmati pengalaman yang ia rasakan tersebut.
Source:
-www. kompasiana.com/film/2012/03/07/potong-tangan-sendiri-untuk-bertahan-hidup-444593.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar