I.FENOMENA
Apa yang akan terjadi jika anda
mengamputasi tangan sendiri demi bertahan hidup? itulah yang dilakukan Aron
Ralston, seorang pegawai toko Ute Mountaineer, yang menjual alat-alat mendaki
gunung.
Aron yang
maniak mendaki seorang diri, sebelumnya sudah mencapai 55 puncak pegunungan
Colorado dengan ketinggian 14ribu kaki, dan 45 di antaranya ia daki seorang
diri.
Bagi Aron
mendaki sendirian adalah tantangan yang memacu adrenalinnya. Itu sebabnya ia pun
tidak memberi tahu siapa pun, termasuk ibunya ke mana ia pergi.
Didasari oleh
jiwa berpetualang, dalam kondisi begini pun Aron masih bisa berpikir jernih dan
memikirkan 4 rencana untuk bertahan: 1. Berteriak minta tolong dan berharap ada
yang mendengar (kemungkinannya kecil sekali) 2. Mengungkit batu agar bisa
mengangkat tangannya 3. Mengikat batu dengan tali yamg dikaitkan di atas tebing
untuk menariknya 4. Memotong tangannya.
Semua cara
(kecuali nomor 4) sudah diupayakannya. Namun hasilnya nihil. Siang-malam hingga
hari kelima Aron masih hidup walau lemah. Ia pun terpaksa meminum air seninya
sendiri untuk bertahan hidup. Dan Aron membuat dokumentasi dengan video
cameranya, berpamitan pada orangtuanya, kalau itulah waktu kematiannya.
Hingga di
hari keenam, Aron tak punya pilihan lain, ia memutuskan mengamputasi tangan
kanannya. Dengan menggunakan alat multi
tool yang ternyata tak tajam, Aron berusaha memotong tangannya di bawah siku. tetapi
gagal!
Karena
terbentur tulang lengannya, pisau tumpul itu tak mampu memotong. Dengan sangat
berani, Aron mematahkan dua tulang lengan kanannya, dengan menekannya ke batu.
Begitu patah, selama 1 jam ia memotong tangannya itu hingga putus.
Kemudian
ia merawat lengannya dengan peralatan P3K seadanya, membungkus dengan baju dan
masih harus mendaki untuk keluar celah sempit. Ia berteriak minta tolong dan
ada sekeluarga yang mendaki juga mendengar teriakannya. Seketika mereka
menolong Aron dan mengubungi helikopter untuk memberikan pertolongan. Sempoyongan
Aron berjalan bersama sekeluarga petualang dari Belanda itu. Aron memutuskan terus
berjalan, walaupun sempoyongan, sampai sebuah helikopter menjemputnya.
Dengan
kisahnya itu dapat disimpulkan bahwa ia bisa bertahan hidup selama 127 jam
dengan terjebak di dalam celah sempit dan terjepit batu sebesar 360kg sampai ia
akhirnya bisa selamat dari musibah yang menimpanya tersebut, dan tanpa ada
asupan makanan dan minuman.
Kini bahkan
dengan satu lenganpun Aron masih menjadi pendaki yang handal dan pantang
menyerah. Tapi Aron mendapatkan sebuah pelajaran mahal, bahwa ia harus
memberitahukan orang-orang ke mana ia pergi.
Kisah Aron
menjadi pelajaran yang sangat berharga khususnya bagi para pendaki gunung. Lalu
kisahnya ini diangkat menjadi sebuah film yang berjudul 127 Hours. Dengan menceritakan
seorang petualang yang suka pergi sendiri berpetualang baik itu hiking,
mendaki, dan sebagainya seketika dia pun terjatuh diantara sela – sela kanyon
lalu tangannya terjepit batu dan bagaimana perjuangan selama 127 jam untuk
melepaskan diri terjepit diantara celah sempit batuan canyon.
Akhir dari film tersebut. Ternyata
dia pantang menyerah dan masih meneruskan petualangannya meski tangan kanannya
digantikan dengan hook seperti bajak laut.
II.TEORI
Marvin Zuckerman dalam teori
psikologi positifnya menjelaskan tentang Sensation Seeking yang dijelaskan
sebagai keinginan untuk bervariasi/ beragam, sensasi dan pengalaman dalam
mengambil resiko secara fisik,sosial,dan secara financial demi sebuah
pengalaman.
Terdapat 4 komponen didalam
sensation seeking
-Thrill and adventure
seeking keinginan untuk terikat dalam
aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang
gravitasi seperti bungee jumping, parachuting dan scuba diving.
- Experience seeking mencari pengalaman baru melalui perjalanan,
lagu, seni.
- Disinhibition
- Boredom susceptibility.
Pada sensastion seekers (orang-orang
yang mempunyai sensation seeking) , Zuckerman menjelaskan bahwa orang tersebut
cenderung dipengaruhi oleh usia karena orang yang mempunya sensation seeking
yang tinggi adalah orang yang memilih pengalaman yang sangat beresiko dan
berpetualangan dan itu ditujukan pada orang yang meiliki usia yang relatif
muda.
Lalu pada behavioral
differences menunjukkan bahwa beberapa orang yang mempunyai sensation seeking
yang tinggi akan lebih menikmati aktivitas yang memacu adrenaline seperti
mountain climbing, scuba diving, parasailing dsb. Sementara orang yang
mempunyai sensation seeking yang rendah akan lebih menghindari aktivitas
seperti itu.
III.PEMBAHASAN
Berdasarkan teori Marvin Zuckerman, Aron Ralston
mempunyai tingkat sensation seeking yang sangat tinggi. Aron sangat berani
dalam mengambil resiko yang sangat membahayakan baik itu secara fisik ataupun
mental demi sebuah pengalaman seperti pada tepatnya definisi dari sensation
seeking itu sendiri.
Dengan berpetualangan sendirian tanpa member tahu siapapun
ia nekat untuk berpetualang ke Canyonlands National Park, dengan berjalan kaki
dan dilanjutkan dengan menaiki sepeda sampai pada akhirnya ia merayap di
celah-celah sempit pada dua tebing batu dan seketika ia terjatuh masuk
kedalamnya bersama bongkahan batu seberat 360kg yang langsung menjepit tangan
kanannya di dinding tebing. Ini sangat berkaitan dengan bagian dari sensation
seeking yaitu Thrill and adventure seeking yang mempunyai arti keinginan untuk terikat
dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang
gravitasi. Bahaya yang Aron alami sangat terlihat jelas ketika ia merayap pada
batu tersebut. Kecepatan juga sangat di lihat ketika ia jatuh terperosok ke
dalam celah batu tersebut. Seperti yang dijelaskan Aron dengan tingkat
sensation seeking yang tinggi juga dapat dilihat bahwa pemilihan pengalaman
yang ia jalani sangat memacu adrenaline
dan dalam keaadaan yang sangat bahayapun ketika ia sudah memtong tangannya
karena terjepit oleh batu, dan kondisi pangan yang sangat minim ketika ia harus
meminum air seninya sendiri ia tetap bisa berfikir jernih dan menikmati segala
yang telah terjadi kepadanya.
Jadi sangat jelas bahwa
seseorang yang mempunyai sensation seeking yang tinggi sangat ingin mengambil
resiko baik secara fisik, mental ataupun financial demi sebuah pengalaman. Mereka
sangat menikmati aktivitas yang memacu adrenaline dengan menjalani pengalaman
yang sangat melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi. Dan
pada seseorang yang mempunyai sensation seeking yang tinggi, ketika dihadapkan
pada suatu kesulitan yang sangat mengancam kehidupannya, ia tetap bisa bersikap
tenang dan berfikir jernih serta menikmati pengalaman yang ia rasakan tersebut.
Source:
-www. kompasiana.com/film/2012/03/07/potong-tangan-sendiri-untuk-bertahan-hidup-444593.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar