Setiap hari kamis, tepatnya jam 8 pagi saya mempunyai jadwal kuliah Psikologi Pendidikan.Awal saya memasuki mata kuliah ini saya kira materinya
agak berat soalnya dari kata pendidikan melambangkan sesuatu yang dipelajari
yang lebih dalam.Tetapi setelah saya mengikuti kelasnya,jujur saya suka dan
tertarik,sampai saya sempat berfikir ada telintas keinginan jika saya sudah
lulus,kalo ada rezeki saya ingin mengambil Master Psikologi Pendidikan.
Disini saya ingin bercerita tentang materi yang judulnya
Pendekatan
Behavioral dan Kognitif Sosial.
Pada bab ini akan saya jelaskan dahulu tentang
arti
Belajar (learning).Pada kelangsungan hidup kita, banyak sekali orang yang
selalu mengatakan tetang belajar.misalnya:guru mengatakan kepada muridnya,
"ayo anak-anak kita belajar ya" atau yang lebih sering kita dengar
ketika anak-anak sudah dekat dengan waktu ujian mereka,para ibu akan dengan
tegasnya mengatakan "ayo belajar!!!ujian sudah mau dekat,cicil lah
dari sekarang!"darisitu mari kita cari tau apasih artinya Belajar
itu.
Menurut saya defenisi
Belajar (Learning) adalah Proses terjadinya pengambilan atau
pemberian informasi dengan tujuan untuk mengetahui hal yang tadinya tidak
diketahui menjadi tahu.Belajar bukan hanya terjadi diantara 2 pihak
yang pemberi dan penerima,tetapi kita juga dapat belajar sendiri seperti pada
contohnya browsing,baca buku,menonton tv untuk mencari berita,youtobe ataupun
sebagainya.Belajar tidak hanya pada bangku sekolah saja,tetapi kita bisa
belajar seperti di rumah,tempat bersejarah,museum,taman,dimanapun, asal kita ada
kemauan untuk belajar pasti bisa dan ada jalan.
Defenisi belajar lain juga ada yang saya dapatkan dari
pembelajaran pada kuliah psikologi pendidikan kemaren yaitu,
Belajar (learning)
adalah sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan
berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman.
Pendekatan untuk Pembelajaran
Dapat
diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum,diantaranya terbagi 2 yaitu Behavioral dan
Pendekatan Kognitif
1.Behavioral
Pada judul ini saya akan membahas defenisi
behaviorisme.suatu
pandangan bahwa segala sesuatu yang termasuk kedalam perilaku harus dijelaskan
melalui pengalaman yang dapat diamati bukan dengan proses ental.jadi pada tipe
behaviorisme tidak ada keterkaitannya dengan urusan proses mental yang meliputi
perasaan,pemikiran,ataupun sesuatu yang kita alami yang tidak dapat diketahui
orang lain. karena tipe ini adalah perilaku yang dapat dilihat langsung.pada
behaviorisme terbagi jadi 2:
Pengkondisian klasik dan
Operan (penkondisian
instrumental)
2.Kognitif
Pada judul ini dijelaskan bahwa kognitif mempunyai 4 pedekatan kognitif
utama yaitu:
Kognitif Sosial, yang menekankan pada interaksi faktor
perilaku,lingkungan dan orang pada pembelajaran.
Pemrosesan Informasi, yang
menekankan bagaimana anak memproses informasi memalui
atensi,memori,pemikiran.
Konstruktivis Kognitif, yang menekankan pada konstruksi
kognitif dari pengetahuan dan pemahaman.
Konstruktivis Sosial, yang menekankan
pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasikan pengetahuan dan pemahaman.
Pendekatan Behavioral untuk Belajar
Pertama,saya akan membahas tentang
Pengkondisian Klasik yang mempunyai
defenisi suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan
stimuli.Seperti pada percobaan Pavlov.darisitu kita harus mengetahui 4 respon
yaitu:
unconditioned stimulus (US) adalah stimulus yang menghasilkan respon
tanpa belajar,
unconditioned response (UR) respon yang tidak dipelajari yang
otomatis dihasilkan US,
conditioned stimulus (CS) stimulus yang sebelumnya
netral yang akan menghasilkan CR setelah diasosiasi ,
conditioned response
(CR)respon yang telah dipelajari.inilah teori pavlov:
-Generalisasi,Diskriminasi, dan Pelenyapan
Generalisasi adalah adanya stimulus baru yang mirip dengan conditioned
stimulus yang asli yang bertujuan untuk menghasilkan respon yang sama seperti
stimulus yang asli.
Diskriminasi adalah keaadaan yang terjadi ketika adanya organisme yang merespons
satu stimuli tetapi tidak merespons stimuli lain.
Pelenyapan(extinction) adalah keadaan pelemahan CR karena tidak adanya US
-Desensitisasi Sistematis (systematic desensitization)
Masih didalam bahasan dari penkondisian klasik,disini dijelaskan bahwa
sebuah tipe pada pengkondisian klasik yang bertujuan untuk mengurangi adanya
kecemasan dengan membuat individu relaksasi dengan visualisasi situasi yang
menimbulkan kecemasan.
Kedua,saya akan membahas tentang
Pengkondisian Instrumental/Operan yang
mempunyai defenisi pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku menghasilkan
perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulang.Pada pembelajaran
operan ini,terdapatnya hukum
E.L.Thorndike dan
B.F Skinner.
1.Pengkondisian Operan Skinner
-Penguatan (reinforcement)
Penguatan tebagi menjadi 2 yaitu:
Penguatan Positif (Positive Reinforcement)
Frekuensi dari suatu perilaku meningkat karena perilaku tersebut diikuti oleh rangsangan ganjaran.
Penguatan Negatif (Negative Reinforcement)
Frekuensi dari suatu perilaku meningkat karena perilaku tersebut diikuti oleh hilangnya rangasan yang tidak menyenangkan.
Untuk memahami perbedaan ingat bahwa kata "positif" dan "negatif" tidak berarti baik atau buruk.Ingat bahwa kata tersebut merupakan suatu proses ketika
sesuatu diberikan (penguatan positif) atau
sesuatu yang dihilangkan (penguatan negatif).
-Hukuman (Punishment)
Suatu konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
-Generalisasi,Diskriminasi dan Pelenyapan
Generalisasi adalah memberikan respon yang sama kepada rangsangan yang serupa
Diskriminasi adalah merespon rangsangan yang menunjukkan bahwa sebuah perilaku akan atau tidak akan dikuatkan
Pelenyapan (extinction) ketika perilaku yang sebelumnya mendapat penguatan tidak lagi dikuatkandan dapat kecenderungan penurunan perilaku
2.Hukum Efek Thorndike
E.L.Thorndike (1888) menemukan kekuatan konsekuensi dalam menentukan perilaku disengaja.Thorndike psikolog Amerika yang mempelajari seekor kucing di dalam kotak misteri.
seperti yang terlihat pada gambar.
Thorndike meletak kucing kelaparan didalam kotak dan meletak seekor ikan diluar kotak.Untuk keluar dan mendapat makanan,kucing harus belajar membuka pintu kotak dan pedal yang dapat diinjak di dalam kotak.Awalnya hanya mencakar dan menggit kayu,tetapi tidak sengaja menginjak pedal.Kucing terus berusaha acak sampai akhir usaha semakin sedikit dan akhirnya menginjak pedal dan membuka pintu kotak.
Law of Effect yang dikembangkan Thorndike mengatakan perilaku yang diikuti hasil positif akan dikuatkan sementara perilaku yang diikuti hasil negatif akan melemah.
Sampai disini dulu ya ceritanya
Selamet membaca,Semoga bermanfaat ya. See you