Sabtu, 22 Maret 2014

Proses Pembelajaran dari Teori Vygotsky

Proses Pembelajaran dari Teori Vygotsky
Pada teori ini Vygotsky lebih kepada teori yang membahas perkembangan anak,dan terbagi menjadi beberapa proses.Yang akan saya bahas disini yaitu proses Zone of Proximal Development (ZPD) dan  Scaffolding.Disini, saya akan membagi pengalaman saya yang terkait dengan proses Zone of Proximal Development dan Scaffolding.
Zone of Proximal Development (ZPD)
Zone of Proximal Development (ZPD) adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman yang lebih mampu.Biar lebih jelas lagi,saya akan bercerita tentang pengalaman saya.

Berdasarkan pengalaman saya,dulu sewaktu masih kecil saya pernah dibelikan mama saya permainan yang dinamakan Lego.Mama saya mengajarkan saya bagaimana cara saya meyusun lego dengan baik sehingga bisa menjadi suatu bangunan seperti rumah.Berdasarkan proses ini,saya mulai mencoba membangun lego itu secara perlahan dan pasti.Awalnya memang sangat sulit karena lego itu bukan permainan yang gampang dan butuh instruksi yang jelas dalam memainkannya.Berkat bantuan dan instruksi yang diberikan mama saya,saya mulai mencoba terus-menerus dengan menempelkan satu per satu pada setiap lego dan menggabungkan untuk membentuk satu tujuan yaitu membuat bangunan layaknya rumah.Hasilnya,saya berhasil membangun lego tersebut dan memainkannya.

Scaffolding
Scaffolfing adalah memberikan sejumlah bantuan dalam tahap awal pembelajaran, setelah itu baru melepaskan anak untuk punya tanggung jawab sendiri dalam proses belajarnya, setelah ia menguasai bahan yang dipelajari.
Pengalaman ini sangat berkaitan dengan yang sebelumnya.Jadi pada saat saya mencoba dengan upaya sendiri dalam membangun lego untuk membuat rumah tanpa bantuan dan instruksi dari mama saya,ternyata saya mengalami kegagalan.Lego yang saya bangun secara perlahan alhasil menjadi hancur.Saya juga terus mencoba dengan terus menyusunnya dengan sempurna dan berhati-hati,tetapi tetap saja mengalami kegagalan.hal ini membuat saya kesal dan putus asa.akhirnya saya belajar dari kegagalan yang saya alami dalam membangun lego tersebut.Dan hasilnya lego yang saya buat berhasil dan menjadi sebuah bangunan rumah yang bagus dan sempurna.

Selasa, 11 Maret 2014

Teori dan Pembelajaran



 Setiap hari kamis, tepatnya jam 8 pagi saya mempunyai jadwal kuliah Psikologi Pendidikan.Awal saya memasuki mata kuliah ini saya kira materinya agak berat soalnya dari kata pendidikan melambangkan sesuatu yang dipelajari yang lebih dalam.Tetapi setelah saya mengikuti kelasnya,jujur saya suka dan tertarik,sampai saya sempat berfikir ada telintas keinginan jika saya sudah lulus,kalo ada rezeki saya ingin mengambil Master Psikologi Pendidikan.
Disini saya ingin bercerita tentang materi yang judulnya Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial.
Pada bab ini akan saya jelaskan dahulu tentang arti Belajar (learning).Pada kelangsungan hidup kita, banyak sekali orang yang selalu mengatakan tetang belajar.misalnya:guru mengatakan kepada muridnya, "ayo anak-anak kita belajar ya" atau yang lebih sering kita dengar ketika anak-anak sudah dekat dengan waktu ujian mereka,para ibu akan dengan tegasnya mengatakan "ayo belajar!!!ujian sudah mau dekat,cicil lah dari sekarang!"darisitu mari kita cari tau apasih artinya Belajar itu.
Menurut saya defenisi Belajar (Learning) adalah Proses terjadinya pengambilan atau pemberian informasi dengan tujuan untuk mengetahui hal yang tadinya tidak diketahui menjadi tahu.Belajar bukan hanya terjadi diantara 2 pihak yang pemberi dan penerima,tetapi kita juga dapat belajar sendiri seperti pada contohnya browsing,baca buku,menonton tv untuk mencari berita,youtobe ataupun sebagainya.Belajar tidak hanya pada bangku sekolah saja,tetapi kita bisa belajar seperti di rumah,tempat bersejarah,museum,taman,dimanapun, asal kita ada kemauan untuk belajar pasti bisa dan ada jalan.
Defenisi belajar lain juga ada yang saya dapatkan dari pembelajaran pada kuliah psikologi pendidikan kemaren yaitu,Belajar (learning) adalah sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman.

Pendekatan untuk Pembelajaran
Dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,diantaranya terbagi 2 yaitu Behavioral dan Pendekatan Kognitif


1.Behavioral
Pada judul ini saya akan membahas defenisi  behaviorisme.suatu pandangan bahwa segala sesuatu yang termasuk kedalam perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati bukan dengan proses ental.jadi pada tipe behaviorisme tidak ada keterkaitannya dengan urusan proses mental yang meliputi perasaan,pemikiran,ataupun sesuatu yang kita alami yang tidak dapat diketahui orang lain. karena tipe ini adalah perilaku yang dapat dilihat langsung.pada behaviorisme terbagi jadi 2:Pengkondisian klasik dan Operan (penkondisian instrumental)


2.Kognitif
Pada judul ini dijelaskan bahwa kognitif mempunyai 4 pedekatan kognitif utama yaitu: Kognitif Sosial, yang menekankan pada interaksi faktor perilaku,lingkungan dan orang pada pembelajaran.Pemrosesan Informasi, yang menekankan bagaimana anak memproses informasi memalui atensi,memori,pemikiran.Konstruktivis Kognitif, yang menekankan pada konstruksi kognitif dari pengetahuan dan pemahaman.Konstruktivis Sosial, yang menekankan pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasikan pengetahuan dan pemahaman.


Pendekatan Behavioral untuk Belajar
Pertama,saya akan membahas tentang Pengkondisian Klasik yang mempunyai defenisi suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli.Seperti pada percobaan Pavlov.darisitu kita harus mengetahui 4 respon yaitu: unconditioned stimulus (US) adalah stimulus yang menghasilkan respon tanpa belajar, unconditioned response (UR) respon yang tidak dipelajari yang otomatis dihasilkan US, conditioned stimulus (CS) stimulus yang sebelumnya netral yang akan menghasilkan CR setelah diasosiasi , conditioned response (CR)respon yang telah dipelajari.inilah teori pavlov:




-Generalisasi,Diskriminasi, dan Pelenyapan
Generalisasi adalah adanya stimulus baru yang mirip dengan conditioned stimulus yang asli yang bertujuan untuk menghasilkan respon yang sama seperti stimulus yang asli.
Diskriminasi adalah keaadaan yang terjadi ketika adanya organisme yang merespons satu stimuli tetapi tidak merespons stimuli lain.
Pelenyapan(extinction) adalah keadaan pelemahan CR karena tidak adanya US


-Desensitisasi Sistematis (systematic desensitization)
Masih didalam bahasan dari penkondisian klasik,disini dijelaskan bahwa sebuah tipe pada pengkondisian klasik yang bertujuan untuk mengurangi adanya kecemasan dengan membuat individu relaksasi dengan visualisasi situasi yang menimbulkan kecemasan.



Kedua,saya akan membahas tentang Pengkondisian Instrumental/Operan yang mempunyai defenisi pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulang.Pada pembelajaran operan ini,terdapatnya hukum E.L.Thorndike dan B.F Skinner.


1.Pengkondisian Operan Skinner

-Penguatan (reinforcement)
Penguatan tebagi menjadi 2 yaitu:

Penguatan Positif (Positive Reinforcement)
Frekuensi dari suatu perilaku meningkat karena perilaku tersebut diikuti oleh rangsangan ganjaran.
Penguatan Negatif (Negative Reinforcement)
Frekuensi dari suatu perilaku meningkat karena perilaku tersebut diikuti oleh hilangnya rangasan yang tidak menyenangkan.

Untuk memahami perbedaan ingat bahwa kata "positif" dan "negatif" tidak berarti baik atau buruk.Ingat bahwa kata tersebut merupakan suatu proses ketika sesuatu diberikan (penguatan positif) atau sesuatu yang dihilangkan (penguatan negatif).


-Hukuman (Punishment)
 Suatu konsekuensi yang  menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.


-Generalisasi,Diskriminasi dan Pelenyapan
Generalisasi adalah memberikan respon yang sama kepada rangsangan yang serupa
Diskriminasi adalah merespon rangsangan yang menunjukkan bahwa sebuah perilaku akan atau tidak akan dikuatkan
Pelenyapan (extinction) ketika perilaku yang sebelumnya mendapat penguatan tidak lagi dikuatkandan dapat kecenderungan penurunan perilaku


2.Hukum Efek Thorndike
E.L.Thorndike (1888) menemukan kekuatan konsekuensi dalam menentukan perilaku disengaja.Thorndike psikolog Amerika yang mempelajari seekor kucing di dalam kotak misteri.
seperti yang terlihat pada gambar.



Thorndike meletak kucing kelaparan didalam kotak dan meletak seekor ikan diluar kotak.Untuk keluar dan mendapat makanan,kucing harus belajar membuka pintu kotak dan pedal yang dapat diinjak di dalam kotak.Awalnya hanya mencakar dan menggit kayu,tetapi tidak sengaja menginjak pedal.Kucing terus berusaha acak sampai akhir usaha semakin sedikit dan akhirnya menginjak pedal dan membuka pintu kotak.
Law of Effect yang dikembangkan Thorndike mengatakan perilaku yang diikuti hasil positif akan dikuatkan sementara perilaku yang diikuti hasil negatif akan melemah.


Sampai disini dulu ya ceritanya
Selamet membaca,Semoga bermanfaat ya. See you