Senin, 29 Desember 2014

"Potong Tangan Sendiri Untuk Bertahan Hidup"



I.FENOMENA
           
       

Apa yang akan terjadi jika anda mengamputasi tangan sendiri demi bertahan hidup? itulah yang dilakukan Aron Ralston, seorang pegawai toko Ute Mountaineer, yang menjual alat-alat mendaki gunung.
Aron yang maniak mendaki seorang diri, sebelumnya sudah mencapai 55 puncak pegunungan Colorado dengan ketinggian 14ribu kaki, dan 45 di antaranya ia daki seorang diri.
Bagi Aron mendaki sendirian adalah tantangan yang memacu adrenalinnya. Itu sebabnya ia pun tidak memberi tahu siapa pun, termasuk ibunya ke mana ia pergi.
Tetapi pada akhirnya berujung musibah. Ketika Aron berpetualang ke Canyonlands National Park dengan truk, dilanjutkan naik sepeda, lalu berjalan kaki, hingga canyoneering atau merayap di celah-celah sempit dua tebing batu, ia kena batunya. Aron terjatuh ke dalam celah sempit bersama sebongkah batu 360kg yang langsung menjepit tangan kanannya di dinding tebing.
Didasari oleh jiwa berpetualang, dalam kondisi begini pun Aron masih bisa berpikir jernih dan memikirkan 4 rencana untuk bertahan: 1. Berteriak minta tolong dan berharap ada yang mendengar (kemungkinannya kecil sekali) 2. Mengungkit batu agar bisa mengangkat tangannya 3. Mengikat batu dengan tali yamg dikaitkan di atas tebing untuk menariknya 4. Memotong tangannya.
Semua cara (kecuali nomor 4) sudah diupayakannya. Namun hasilnya nihil. Siang-malam hingga hari kelima Aron masih hidup walau lemah. Ia pun terpaksa meminum air seninya sendiri untuk bertahan hidup. Dan Aron membuat dokumentasi dengan video cameranya, berpamitan pada orangtuanya, kalau itulah waktu kematiannya.

Hingga di hari keenam, Aron tak punya pilihan lain, ia memutuskan mengamputasi tangan kanannya. Dengan  menggunakan alat multi tool yang ternyata tak tajam, Aron berusaha memotong tangannya di bawah siku. tetapi gagal!
Karena terbentur tulang lengannya, pisau tumpul itu tak mampu memotong. Dengan sangat berani, Aron mematahkan dua tulang lengan kanannya, dengan menekannya ke batu. Begitu patah, selama 1 jam ia memotong tangannya itu hingga putus.
Kemudian ia merawat lengannya dengan peralatan P3K seadanya, membungkus dengan baju dan masih harus mendaki untuk keluar celah sempit. Ia berteriak minta tolong dan ada sekeluarga yang mendaki juga mendengar teriakannya. Seketika mereka menolong Aron dan mengubungi helikopter untuk memberikan pertolongan. Sempoyongan Aron berjalan bersama sekeluarga petualang dari Belanda itu. Aron memutuskan terus berjalan, walaupun sempoyongan, sampai sebuah helikopter menjemputnya.
Dengan kisahnya itu dapat disimpulkan bahwa ia bisa bertahan hidup selama 127 jam dengan terjebak di dalam celah sempit dan terjepit batu sebesar 360kg sampai ia akhirnya bisa selamat dari musibah yang menimpanya tersebut, dan tanpa ada asupan makanan dan minuman.
Kini bahkan dengan satu lenganpun Aron masih menjadi pendaki yang handal dan pantang menyerah. Tapi Aron mendapatkan sebuah pelajaran mahal, bahwa ia harus memberitahukan orang-orang ke mana ia pergi.
Kisah Aron menjadi pelajaran yang sangat berharga khususnya bagi para pendaki gunung. Lalu kisahnya ini diangkat menjadi sebuah film yang berjudul 127 Hours. Dengan menceritakan seorang petualang yang suka pergi sendiri berpetualang baik itu hiking, mendaki, dan sebagainya seketika dia pun terjatuh diantara sela – sela kanyon lalu tangannya terjepit batu dan bagaimana perjuangan selama 127 jam untuk melepaskan diri terjepit diantara celah sempit batuan canyon.
Akhir dari film tersebut. Ternyata dia pantang menyerah dan masih meneruskan petualangannya meski tangan kanannya digantikan dengan hook seperti bajak laut.

II.TEORI

Marvin Zuckerman dalam teori psikologi positifnya menjelaskan tentang Sensation Seeking yang dijelaskan sebagai keinginan untuk bervariasi/ beragam, sensasi dan pengalaman dalam mengambil resiko secara fisik,sosial,dan secara financial demi sebuah pengalaman.
Terdapat 4 komponen didalam sensation seeking
-Thrill and adventure seeking  keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi seperti bungee jumping, parachuting dan scuba diving.
-           Experience seeking  mencari pengalaman baru melalui perjalanan, lagu, seni.
-           Disinhibition
-           Boredom susceptibility.

Pada sensastion seekers (orang-orang yang mempunyai sensation seeking) , Zuckerman menjelaskan bahwa orang tersebut cenderung dipengaruhi oleh usia karena orang yang mempunya sensation seeking yang tinggi adalah orang yang memilih pengalaman yang sangat beresiko dan berpetualangan dan itu ditujukan pada orang yang meiliki usia yang relatif muda.

Lalu pada behavioral differences menunjukkan bahwa beberapa orang yang mempunyai sensation seeking yang tinggi akan lebih menikmati aktivitas yang memacu adrenaline seperti mountain climbing, scuba diving, parasailing dsb. Sementara orang yang mempunyai sensation seeking yang rendah akan lebih menghindari aktivitas seperti itu.
III.PEMBAHASAN
Berdasarkan teori Marvin Zuckerman, Aron Ralston mempunyai tingkat sensation seeking yang sangat tinggi. Aron sangat berani dalam mengambil resiko yang sangat membahayakan baik itu secara fisik ataupun mental demi sebuah pengalaman seperti pada tepatnya definisi dari sensation seeking itu sendiri.
Dengan berpetualangan sendirian tanpa member tahu siapapun ia nekat untuk berpetualang ke Canyonlands National Park, dengan berjalan kaki dan dilanjutkan dengan menaiki sepeda sampai pada akhirnya ia merayap di celah-celah sempit pada dua tebing batu dan seketika ia terjatuh masuk kedalamnya bersama bongkahan batu seberat 360kg yang langsung menjepit tangan kanannya di dinding tebing. Ini sangat berkaitan dengan bagian dari sensation seeking yaitu   Thrill and adventure seeking  yang mempunyai arti keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi. Bahaya yang Aron alami sangat terlihat jelas ketika ia merayap pada batu tersebut. Kecepatan juga sangat di lihat ketika ia jatuh terperosok ke dalam celah batu tersebut. Seperti yang dijelaskan Aron dengan tingkat sensation seeking yang tinggi juga dapat dilihat bahwa pemilihan pengalaman yang  ia jalani sangat memacu adrenaline dan dalam keaadaan yang sangat bahayapun ketika ia sudah memtong tangannya karena terjepit oleh batu, dan kondisi pangan yang sangat minim ketika ia harus meminum air seninya sendiri ia tetap bisa berfikir jernih dan menikmati segala yang telah terjadi kepadanya.
Jadi sangat jelas bahwa seseorang yang mempunyai sensation seeking yang tinggi sangat ingin mengambil resiko baik secara fisik, mental ataupun financial demi sebuah pengalaman. Mereka sangat menikmati aktivitas yang memacu adrenaline dengan menjalani pengalaman yang sangat melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi. Dan pada seseorang yang mempunyai sensation seeking yang tinggi, ketika dihadapkan pada suatu kesulitan yang sangat mengancam kehidupannya, ia tetap bisa bersikap tenang dan berfikir jernih serta menikmati pengalaman yang ia rasakan tersebut.
Source:
-www. kompasiana.com/film/2012/03/07/potong-tangan-sendiri-untuk-bertahan-hidup-444593.html


Kamis, 12 Juni 2014

Pengalaman Pedagogi dan Andragogi



Pedagogi dan Andragogi
Setelah kemaren tepatnya hari kamis tanggal 12 juni 2014 kami belajar mata kuliah pendidikan dan saya tiba tiba disuruh maju kedepan untuk menjelaskan materi ini,walaupun jantung berdebar tapi akhirnya saya tau apa arti dari pedagogi dan andragogi.Saya pun akan menjelaskan ulang apa defenisi dari keduanya.

Pedagogi
Apa itu pedagogi?sekilas saya mengingat kata ini karena senior-senior psikologi menyebutkan bahwa ada mata kuliah pilihan khususnya pada psikologi pendidikan.Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Dalam hal ini lebih mengacu pada tekhnik pembelajarannya. Pedagogi lebih mengacu pada pembelajaran untuk anak-anak. Seperti pada pembelajaran dari kita TK,SD. Dalam pedagogi ada beberapa ciri-ciri atau asumsi yang menjelaskan tetang tekhnik pembelajaran dalam pedagogi yaitu        :

-Pengalaman siswa yang sedikit ataupun terbatas
Dalam pedagogi seorang siswa masih sangat minim pengetahuan. Kita hanya mempunyai pengalaman yang minim untuk sumber belajar jadi disini kita diberikan pengalaman pembelajaran yang mutlak dari guru dan diberikan buku cetak atau buku pegangan tanpa melihat dari pengalaman diri sendiri.
-Kesiapan belajarnya hanya sebatas untuk sekedar mengetahui saja
Dalam kesiapan belajar ini,siswa hanya belajar materi yang diberikan guru untuk sekedar lulus dan naik kelas, tanpa dikaitkan dengan penerapan di kehidupan sehari-hari
-Metode yang diajarkan pasif
Guru hanya memberikan pembelajaran seperti metode ceramah yaitu lebih mengarah kepada narasi layaknya ceramah ataupun cerita, jadi peran siswa hanya seperti mendengarkan dan mencatat serta membaca dan menghafal tanpa memberikan kritik dan saran ke dalamnya.
-Semua aktivitas dikontrol guru
Guru sangat berperan dalam control waktu,guru masih selalu mengingatkan siswa dalam penyelesaian tugas dan hal pengingatan ini dilakukan secara berkala agar siswa tidak akan lupa akan tugasnya dalam waktu mengumpulkannya
-sisi orientasi terhadap siswa
Dalam pedagogi system pembelajaran dianggap sebagai suatu pengetahuan yang telah ditentukan sebelumnya.materi yang diberikan telah ada secara sistematis dan logis sesjuai dengan topi-topik yang akan diajarkan oleh guru

Pengalaman dalam Pedagogi
Sewaktu saya duduk di bangku Taman Kanak-Kanak atau TK, saya diberi pengenalan terhadap angka,huruf alphabet,warna dan lain lain, pada tk system pembelajaran lebih mengajak kita untuk bermain. Guru sangat berperan penting dalam memberikan pengenalan-pengenalan. Guru selalu memberikan pengenalan lewat cerita-cerita lucu jadi saya dan teman-teman bisa merasa senang dan terhibur dalam proses pengenalannya. Kami juga diajarkan menulis dan membaca, walaupun tulisan saya berantakan dan acak-acakan tetapi guru memberitahu secara perlahan agar saya mampu menuliskan dan menggerakkan pensil saya secara sempurna dalam menuliskan huruf atau pun angka. Semua yang diajarkan guru berdasarkan pengalamannya dan saya disini hanya sebagai pendengar yang baik selama guru memberikan pengenalan tanpa memberikan kritik. Semua pengenalan yang akan diajarkan guru sudah tersusun rapi dan sudah ada secara sistematis dan tinggal diberikan guru terhadap siswanya. Begitu juga ketika saya SD, ketika kami sudah mulai belajar lebih dalam mengusasai pelajaran, guru juga tetap menjadi permberi pelajaran dengan metode ceramah, jadi saya sebagai murid hanya bisa mendengar dan mencatat. Jika pelajaran mewajibkan untuk menghafal, saya dan teman-teman menghafal pelajaran secara bersama-sama. Guru juga terkadang memberikan tugas ataupun PR (pekerjaan rumah) tetapi dalam hal ini guru selalu mengingatkan kapan tugas akan dikumpul dan selalu mengingatkan jangan lupa mengerjakan PR,disini juga kami diberikan buku penghubung. Dimana buku ini berguna untuk mencatat jika ada kita diberikan tugas oleh guru dan sekaligus buku yang menghubungkan antara orang tua dan guru. Semua materi yang saya dapat, hanya mutlak dari penjelasan guru dan semua cara-cara yang diajarkan guru dalam tekhnik pembelajaran  jadi semua nya tergantung dari guru. Dan juga saya belajar dari buku pegangan, jadi semua pembelajaran hanya dari guru dan buku.

Andragogi
Sekarang kita masuk kepada andragogi. Andragogi adalah ilmu atau seni untuk membantu orang dewasa.Andragogi lebih mengacu kepada pembelajaran seperti di bangku kuliah.Dalam Andragogi ada ada beberapa ciri-ciri atau asumsi yang menjelaskan tetang tekhnik pembelajaran dalam andragogi yaitu:

-Pengalaman siswa sudah banyak
Dalam andragogi seorang mahasiswa sudah bisa dibilang cukup banyak dalam pengetahuan. Kita mempunyai pengalaman yang telah kita lalui selama 9 tahun bersekolah untuk sumber belajar jadi disini kita tidak lagi diberikan pengalaman pembelajaran yang mutlak dari guru/dosen dan buku pegangan karena kita sudah bisa melihat dari pengalaman diri sendiri
-Kesiapan belajarnya sudah matang
Dalam kesiapan belajar ini,mahasiswa  belajar materi yang diberikan dosen bukan hanya sekedar lulus dan naik tingkat, tetapi juga mengaitkannya dengan penerapan di kehidupan sehari-hari
-Metode yang diajarkan aktif
Dosen  hanya memberikan materi dan fungsi dosen hanya menjadi fasilitator,jadi peran mahasiswa tidak hanya seperti mendengarkan dan mencatat serta membaca dan menghafal tetapi mahasiswa juga dituntut untuk kritis dalam memberikan saran dan kritik ke dalamnya
-Semua aktivitas tidak dikontrol dosen
Dosen tidak lagi  berperan dalam control waktu,dosen hanya akan memberikan waktu dalam pengumpulan tugas dan mengingatkan sekali, jadi mahasiswa dituntut untuk mandiri dan menjadikan pengingat tugas itu sebagai tanggung jawabnya karena dosen tidak akan mengingatkan kita secara berkala,kita sendiri yang sadar akan tugas kita
-sisi orientasi terhadap mahasiswa
Dalam pedagogi system pembelajaran dianggap sebagai suatu pengetahuan yang telah belum ditentukan.jadi disini peran mahasiswa untuk mencari tau lebih dalam tentang materi yang diberikan bukan lagi seperti dalam pedagogi yang semua tekhnik pembelajaran dari guru

Pengalaman Andragogi
Pengalaman saya dalam andragogi adalah pengalaman saya yang sekarang yang sedang duduk dibangku perkuliahan. Semua yang saya lalui tidak mudah,memang dari sisi kronologi umur harusnya kita semua ada pada masa andragogi tetapi terkadang karena kita baru masuk kuliah, masih sering merasa bahwa tekhnik pembejarannya pedagogi karena mungkin belum terbiasa aja. Sekarang jika diberi tugas, saya harus mempunyai rasa tanggung jawab saya sendiri dalam menyelesaikannya,bukan lagi diingetin tapi kita harus inget sendiri karena pada masa saya yang sekarang yaitu andragogi semuanya akan ada sanksi kalau kita tidak mengerjakan tugas ya percayalah kelak nilai kita akan terancam. Belajar juga demikian, dosen hanya sebagai fasilitator yang tidak perduli mau kita ngerti atau tidak tetapi materi akan tetap dilanjutkan. Kita dituntut untuk aktif dalam belajar, ketika presentasi dituntut untuk memberikan kritik dan saran dan memberikan pertanyaan dan menjawabnya dari situlah kita akan lebih mengerti.

Sekian pengalaman saya tentang pedagogi dan andragogi.



Sabtu, 19 April 2014

Observasi Sekolah


Observasi sekolah
Kelompok 9
Ketua kelompok               : Wicaksono Aji W (13-047)
                                           Link Blog              : 13047waw.blogspot.com
Anggota Kelompok         : Ibrahim Azhary Hasibuan (12-079)
                                           Link Blog             : 12079iah.blogspot.com
                                          Devira Fadiyah R (13-031)
                                            Link Blog             : 13031dfr.blogspot.com
                                          Gianne H. Situmorang (13-103)
        Link Blog             : hikarihimawari109.blogspot.com
                                           Novilda Azizi (13-125)
                                            Link Blog             : 13125na.blogspot.com

Profil sekolah
Nama Sekolah                           : SD Negeri No. 060922
Alamat                                       : Jl. Kemuning, Tj. Rejo
Didirikan Tahun                          : 1973
Uang  sekolah                            : Tidak Bayar
Gaji guru                                    : Rp 2.950.000 s/d Rp 3.900.000
                                                   Honorer (Rp 600.000)

Fasilitas Sekolah
Jumlah ruangan belajar disekolah  SD Negeri No. 060922  dari kelas 1 sampai kelas 6 ada 12 ruangan.  Sekolah ini memiliki toilet dengan keadaan air pet. Memiliki kantor guru yang bergabung dengan perpustakaan beserta uks (usaha kesehatan sekolah) kecil. Memiliki 2 kantin sekoah. Dan tidak mempunyai laboratorium dan lapangan.

Profil Kelas yang di Observasi   
 Kami mengobservasi pembelajaran anak kelas 2 SD Negeri No. 060922. Dikelas tersebut ada 21 siswa, yang terdiri dari 9 murid laki-laki, dan 12 murid perempuan. Kondisi perlengkapan di dalam kelas 2 SD yaitu adanya papan tulis (Kapur), 16 meja dan 32 kursi siswa, dan 1 meja dan kursi untuk guru, Jam, foto Presiden & wakilnya, lemari kayu, peta Indonesia, poster nama-nama (buah, sayuran, alphabet, pancasila, undang-undang,dan hasil gambar siswa). Kondisi lantai baik (sudah berkeramik), dan dinding kelas yang kotor karena coret-coretan. Observasi dilakukan selama 1 jam.



Kamis, 27 Maret 2014 , 09.54 wib
Pada hari kamis, kami berencana untuk mencari lokasi sekolah dan meminta izin pada sekolah untuk melakukan observasi.Sebelum melakukan perjalanan, dari rumah kami harus meyiapkan kartu tanda mahasiswa  untu menyatakan bahwa kami adalah mahasiswa fakultas psikologi usu dan memakai almamater universitas. Kamipun berunding untuk memilih sekolah mana yang kami tuju. Awalnya kami optimis dengan sekolah tersebut karena sekolah ini salah satu sekolah yang sudah mempunyai nama dan sudah terakreditasi baik. Kami berencana untuk mengobservasi sekolah tingkat dasar. Sesudah sampainya disana, kami dengan tidak mudah menerima izin dari pihak sekolah dikarenakan kepala sekolah lagi tidak berada ditempat. Jadi izin untuk masuk ke sekolah itu tidak bisa. Akhirnya kami memilih untuk mencari sekolah lain. Dan setelah 2 sekolah ditolak akhirnya kami diterima untuk observasi di satu sekolah dasar negeri. Gurunya sangat menerima  dengan kedatangan kami dan sangat ramah. Kami pun membuat janji pada pihak sekolah untuk kembali di esok harinya untuk mengobservasi cara pembelajaran disekolah tersebut. Dan inilah hasil observasi kami  :

Observasi pengajaran selama kelas berlangsung
Hasil Observasi guru dan siswa   :
Guru hanya fokus pada siswa yang duduk didepan, dan siswa yang didepan sangat aktif, tapi karena gurunya tidak menguasai sekeliling ruangan kelas, siswa yang duduk dibelakang sangat pasif, sehingga siswa tersebut kurang dapat perhatian dari gurunya. Lebih sering memberikan pertanyaan terhadap keseluruhan siswa. Guru  lebih sering menggunakan tipe pembelajaran berbentuk cerita seperti narasi yang berkaitan sehari-hari, sehingga komunikatif dalam membangun hubungan antara guru dan murid. Murid besikap positif terhadap apa yang dijelaskan oleh guru. Misalnya, menjawab setiap pertanyaan dari guru dengan aktif. Murid semangat menjawab pertanyaan saat diberi tahu akan diberikan reward atau hadiah.

Kritik dan saran dalam observasi yang kami amati :
-Posisi duduk setiap murid diubah setiap minggu, sehingga murid dapat aktif
-Kebersihan kelas dijaga, agar proses belajar-mengajar berjalan dengan nyaman
-Selain memberikan tugas, guru seharusnya memberikan pelajaran berbentuk permainan agar siswa tidak jenuh dan pelajaran pun lebih bervariatif
-Siswa yang duduk di belakang harus lebih sering dipantau dengan memberikan perhatian yang sama dibanding dengan siswa yang duduk didepan

Analisis singkat dengan teori belajar
images.jpgTeori Piaget 
                Proses kognitif : Anak usia 6 tahun sudah mulai mengetahui bahwa 5 mainan kecil, dapat disimpan didalam kotak yang kecil berukuran sama. Berarti ia sudah memanfaatkan skema angka/jumlah. Skema adalah konsep atau kerangka yang eksis didalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka yaitu asimilasi dan akomodasi. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka. Asmiliasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam skema. Akomodasi adalah suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru. Anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya. Contohnya, Adi yang berumur 7 tahun yang diberikan sebuah krayon dan sebuah buku gambar untuk mewarnai gambar apel. Adi belum pernah menggunakan krayon untuk mewarnai, tetapi dengan mengamati cara gurunya menggunakan krayon tersebut, maka Adi dapat mengerti bahwa krayon gunanya untuk memberi warna pada gambar apel tersebut, dan cara penggunaannya dengan mencoret gambar apel tersebut. Setelah mengetahui hal ini Adi akan memasukkan pengetahuan ini ke dalam skema yang sudah dimilikinya (asimilasi). Tetapi Adi menggunakan krayon dan mewarnai gambar tersebut sangatlah tidak rapi, coretannya membuat gambar apel tidak seperti gambar apel, maka dari itu Adi harus sangat hati-hati dengan menggunakan krayon dalam mewarnai apel tersebut. Penyesuaian ini mencerminkan kemapuannya untuk mengubah sedikit pemahamannya tentang dunia (akomodasi).
Menerapkan Teori Piaget untuk Pendidikan Anak
Gunakan pendekatan konstruktivis. Piaget menekankan bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif dan mencari solusi sendiri. Piaget menentang metode yang memperlakukan anak sebagai penerima pasif. Implikasi pendidikan dari pandangan Piaget adalah bahwa untuk semua mata pelajaran, murid lebih baik diajari untuk membuat penemuan, dan memikirkannya, bukan diajari menyalin apa-apa saja yang dikatakan oleh guru.
Fasilitasi mereka untuk belajar. Guru yang efektif harus merancang situasi yang membuat murid belajar dengan bertindak. Situasi seperti ini akan meningkatkan pemikiran dan penemuan murid. Jadikan ruang kelas menjadi ruang eksplorasi dan penemuan.
Perkembangan Kognitif
Pendekatan Piaget : Anak Operasional Konkret
Operasional konkret adalah tahapan ketiga dari perkembangan kognitif Piaget (rata-rata dari usia 7 hingga 12 tahun), dimana anak-anak berkembang dalam hal logika, tapi bukan tentang pemikiran yang abstrak. Menurut Piaget, pada sekitar usia 7 tahun, anak-anak memasuki tahap operasional konkret, dimana mereka bisa menggunakan berbagai operasional mental, seperti penalaran, memecahkan masalah-masalah konkret (nyata), seperti dimana harus mencari pensil yang hilang. Anak-anak pada usia ini sudah dapat berpikir dengan logis karena mereka tidak terlalu egosentris dari sebelumnya dan dapat mempertimbangkan banyak aspek dari situasi. Namun, pemikiran mereka masih terbatas pada situasi-situasi nyata saat ini dan sekarang.
Hasil dari observasi anak-anak usia 7-8 tahun, mereka sudah pandai dalam mengelompokan hal-hal yang nyata, contohnya anak kelas 2 SD sudah dapat memilah objek menjadi kelompok-kelompok, seperti bentuk, warna, atau keduanya. Mereka mengetahui bahwa mangga memiliki anggota yang lebih sedikit dibandingkan kelas dimana ia menjadi bagiannya seperti buah.
Adanya seriasi,penyimpulan transitif dan inklusi. Seriasi adalah kemampuan mengurutkan item sepanjang dimensi-dimensi. Penyimpulan transitif adalah pemahaman hubungan antara dua objek dengan mengetahui hubungan keduanya dengan objek ketiga. Inklusi kelas adalah pemahaman keseluruhan dan bagian-bagiannya.
Inilah hasil observasi kami dalam jenjang pendidikan sekolah dasar.



IMG_0072.JPG