Observasi sekolah
Kelompok 9
Ketua kelompok :
Wicaksono Aji W (13-047)
Anggota Kelompok :
Ibrahim Azhary Hasibuan (12-079)
Devira Fadiyah R (13-031)
Gianne H. Situmorang (13-103)
Novilda Azizi (13-125)
Profil sekolah
Nama Sekolah :
SD Negeri No. 060922
Alamat :
Jl. Kemuning, Tj. Rejo
Didirikan Tahun :
1973
Uang sekolah : Tidak Bayar
Gaji guru :
Rp 2.950.000 s/d Rp 3.900.000
Honorer (Rp 600.000)
Fasilitas Sekolah
Jumlah ruangan belajar disekolah SD Negeri No. 060922 dari kelas 1 sampai kelas 6 ada 12
ruangan. Sekolah ini memiliki toilet
dengan keadaan air pet. Memiliki kantor guru yang bergabung dengan perpustakaan
beserta uks (usaha kesehatan sekolah) kecil. Memiliki 2 kantin sekoah. Dan
tidak mempunyai laboratorium dan lapangan.
Profil Kelas yang di
Observasi
Kami mengobservasi
pembelajaran anak kelas 2 SD Negeri No. 060922. Dikelas tersebut ada 21 siswa,
yang terdiri dari 9 murid laki-laki, dan 12 murid perempuan. Kondisi
perlengkapan di dalam kelas 2 SD yaitu adanya papan tulis (Kapur), 16 meja dan
32 kursi siswa, dan 1 meja dan kursi untuk guru, Jam, foto Presiden &
wakilnya, lemari kayu, peta Indonesia, poster nama-nama (buah, sayuran, alphabet,
pancasila, undang-undang,dan hasil gambar siswa). Kondisi lantai baik (sudah
berkeramik), dan dinding kelas yang kotor karena coret-coretan. Observasi
dilakukan selama 1 jam.
Kamis, 27 Maret 2014 , 09.54 wib
Pada hari kamis, kami berencana untuk mencari lokasi sekolah
dan meminta izin pada sekolah untuk melakukan observasi.Sebelum melakukan
perjalanan, dari rumah kami harus meyiapkan kartu tanda mahasiswa untu menyatakan bahwa kami adalah mahasiswa
fakultas psikologi usu dan memakai almamater universitas. Kamipun berunding
untuk memilih sekolah mana yang kami tuju. Awalnya kami optimis dengan sekolah
tersebut karena sekolah ini salah satu sekolah yang sudah mempunyai nama dan
sudah terakreditasi baik. Kami berencana untuk mengobservasi sekolah tingkat
dasar. Sesudah sampainya disana, kami dengan tidak mudah menerima izin dari
pihak sekolah dikarenakan kepala sekolah lagi tidak berada ditempat. Jadi izin
untuk masuk ke sekolah itu tidak bisa. Akhirnya kami memilih untuk mencari
sekolah lain. Dan setelah 2 sekolah ditolak akhirnya kami diterima untuk
observasi di satu sekolah dasar negeri. Gurunya sangat menerima dengan kedatangan kami dan sangat ramah. Kami
pun membuat janji pada pihak sekolah untuk kembali di esok harinya untuk
mengobservasi cara pembelajaran disekolah tersebut. Dan inilah hasil observasi
kami :
Observasi pengajaran
selama kelas berlangsung
Hasil Observasi guru dan siswa :
Guru hanya fokus pada siswa yang duduk didepan, dan siswa
yang didepan sangat aktif, tapi karena gurunya tidak menguasai sekeliling
ruangan kelas, siswa yang duduk dibelakang sangat pasif, sehingga siswa
tersebut kurang dapat perhatian dari gurunya. Lebih sering memberikan
pertanyaan terhadap keseluruhan siswa. Guru lebih sering menggunakan tipe pembelajaran
berbentuk cerita seperti narasi yang berkaitan sehari-hari, sehingga komunikatif
dalam membangun hubungan antara guru dan murid. Murid besikap positif terhadap
apa yang dijelaskan oleh guru. Misalnya, menjawab setiap pertanyaan dari guru
dengan aktif. Murid semangat menjawab pertanyaan saat diberi tahu akan
diberikan reward atau hadiah.
Kritik dan saran dalam observasi yang kami amati :
-Posisi duduk setiap murid diubah setiap minggu, sehingga
murid dapat aktif
-Kebersihan kelas dijaga, agar proses belajar-mengajar
berjalan dengan nyaman
-Selain memberikan tugas, guru seharusnya memberikan
pelajaran berbentuk permainan agar siswa tidak jenuh dan pelajaran pun lebih
bervariatif
-Siswa yang duduk di belakang harus lebih sering dipantau
dengan memberikan perhatian yang sama dibanding dengan siswa yang duduk didepan
Analisis singkat
dengan teori belajar

Proses kognitif : Anak usia 6 tahun
sudah mulai mengetahui bahwa 5 mainan kecil, dapat disimpan didalam kotak yang
kecil berukuran sama. Berarti ia sudah memanfaatkan skema angka/jumlah. Skema adalah konsep atau kerangka yang eksis
didalam pikiran individu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan
menginterpretasikan informasi. Piaget mengatakan bahwa ada dua proses yang
bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan mengadaptasi skema mereka
yaitu asimilasi dan akomodasi. Piaget
mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak
menggunakan dan mengadaptasi skema mereka. Asmiliasi
adalah suatu proses mental yang terjadi ketika seorang anak memasukkan
pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Anak mengasimilasikan
lingkungan ke dalam skema. Akomodasi
adalah suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan
informasi baru. Anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya. Contohnya,
Adi yang berumur 7 tahun yang diberikan sebuah krayon dan sebuah buku gambar
untuk mewarnai gambar apel. Adi belum pernah menggunakan krayon untuk mewarnai,
tetapi dengan mengamati cara gurunya menggunakan krayon tersebut, maka Adi
dapat mengerti bahwa krayon gunanya untuk memberi warna pada gambar apel
tersebut, dan cara penggunaannya dengan mencoret gambar apel tersebut. Setelah
mengetahui hal ini Adi akan memasukkan pengetahuan ini ke dalam skema yang
sudah dimilikinya (asimilasi). Tetapi Adi menggunakan krayon dan mewarnai
gambar tersebut sangatlah tidak rapi, coretannya membuat gambar apel tidak
seperti gambar apel, maka dari itu Adi harus sangat hati-hati dengan
menggunakan krayon dalam mewarnai apel tersebut. Penyesuaian ini mencerminkan
kemapuannya untuk mengubah sedikit pemahamannya tentang dunia (akomodasi).
Menerapkan Teori
Piaget untuk Pendidikan Anak
Gunakan pendekatan konstruktivis. Piaget menekankan bahwa
anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif dan mencari solusi
sendiri. Piaget menentang metode yang memperlakukan anak sebagai penerima
pasif. Implikasi pendidikan dari pandangan Piaget adalah bahwa untuk semua mata
pelajaran, murid lebih baik diajari untuk membuat penemuan, dan memikirkannya,
bukan diajari menyalin apa-apa saja yang dikatakan oleh guru.
Fasilitasi mereka untuk belajar. Guru yang efektif harus
merancang situasi yang membuat murid belajar dengan bertindak. Situasi seperti
ini akan meningkatkan pemikiran dan penemuan murid. Jadikan ruang kelas menjadi
ruang eksplorasi dan penemuan.
Perkembangan Kognitif
Pendekatan Piaget : Anak Operasional Konkret
Operasional konkret adalah tahapan ketiga dari perkembangan
kognitif Piaget (rata-rata dari usia 7 hingga 12 tahun), dimana anak-anak
berkembang dalam hal logika, tapi bukan tentang pemikiran yang abstrak. Menurut
Piaget, pada sekitar usia 7 tahun, anak-anak memasuki tahap operasional
konkret, dimana mereka bisa menggunakan berbagai operasional mental, seperti
penalaran, memecahkan masalah-masalah konkret (nyata), seperti dimana harus
mencari pensil yang hilang. Anak-anak pada usia ini sudah dapat berpikir dengan
logis karena mereka tidak terlalu egosentris dari sebelumnya dan dapat
mempertimbangkan banyak aspek dari situasi. Namun, pemikiran mereka masih
terbatas pada situasi-situasi nyata saat ini dan sekarang.
Hasil dari observasi anak-anak usia 7-8 tahun, mereka sudah
pandai dalam mengelompokan hal-hal yang nyata, contohnya anak kelas 2 SD sudah
dapat memilah objek menjadi kelompok-kelompok, seperti bentuk, warna, atau
keduanya. Mereka mengetahui bahwa mangga memiliki anggota yang lebih sedikit
dibandingkan kelas dimana ia menjadi bagiannya seperti buah.
Adanya seriasi,penyimpulan transitif dan inklusi. Seriasi
adalah kemampuan mengurutkan item sepanjang dimensi-dimensi. Penyimpulan
transitif adalah pemahaman hubungan antara dua objek dengan mengetahui hubungan
keduanya dengan objek ketiga. Inklusi kelas adalah pemahaman keseluruhan dan
bagian-bagiannya.
Inilah hasil observasi kami dalam jenjang pendidikan sekolah
dasar.
